Kehidupan masyarakat pesisir bergantung pada sebuah komunitas ekosistem di sepanjang pinggiran pantai yang disebut mangrove. Mangrove memberi mereka makan melalui mata pencaharian penduduk setempat di sektor pertambakan dan penjualan batang kayu bakau untuk dijadikan kertas. Mangrove memberi mereka minum lewat perannya dalam mengintrusi air laut sehingga air mineral yang diperoleh dari dalam tanah tidak berasa asin. Mangrove melindungi lingkungan tempat tinggal mereka dengan meredam angin dan gelombang air laut, menjaga mereka dari abrasi, pengikisan pantai, lumpur dan perangkap sedimen.
Sebagai masyarakat kota yang tidak pernah merasakan benefit langsung dari mangrove, saya terlalu acuh tak acuh terhadap ancaman kehidupan mangrove. Padahal bagi masyarakat kota, mangrove membantu kehidupan kita dalam mengurangi pemanasan global. Betapa kehidupan perkotaan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap isu pemanasan global. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sektor industri, kepadatan penduduk dan aktivitas penggunaan bahan bakar fosil yang terpusat di kota – kota besar menyumbang 90% gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, di atmosfer.
Terdapat dua siasat utama untuk memperlambat pertambahan gas rumah kaca seperti karbon dioksida. Pertama, dengan mengurangi produksi gas rumah kaca itu sendiri. Kedua, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut di tempat lain. Metode penyimpanan gas karbon ini dimaksudkan untuk menghilangkan karbon tersebut.
Disinilah peran mangrove sebagai tempat penyimpanan karbon terlihat krusial. Tegakan mangrove, melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik yang disimpan dalam bentuk biomassa tubuhnya, seperti akar, batang, daun dan lainnya. Data dari Central International Forestry Research (CIFOR), menunjukkan bahwa mangrove merupakan salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis daripada tipe hutan lainnya di dunia. Tanahnya yang mengandung karbon organik tinggi merupakan 49 – 98% simpanan karbon dalam ekosistem ini. Jumlah tersebut sangat besar jika ingin dibandingkan dengan hutan lahan basah tropis seperti lahan gambut yang juga berperan dalam strategi perbaikan iklim.
Wawasan dan edukasi dari beberapa kegiatan lingkungan hidup akhirnya menyadarkan saya akan besarnya sumbangsih dari konservasi mangrove. Mangrove bukan hanya untuk masyarakat sekitar garis pantai sebagaimana hutan bukan hanya untuk masyarakat pedesaan. Mangrove penting untuk seluruh lapisan wilayah karena pemanasan global tidak mendiskriminasi zona. Perlahan tapi pasti, kita semua akan merasakan dampaknya.
Walaupun masyarakat kota tidak menggantungkan kehidupannya dari keberadaan mangrove, ancaman pemanasan global harus menjadi perhatian semua orang. Terutama jika kita termasuk dalam kelompok masyarakat yang memberi dampak paling besar. Peningkatan kesadaran pentingnya mangrove dalam mengurangi kerusakan iklim akibat aktivitas sehari – hari kita harus digalakkan.
Melalui gerakan 1000 mangrove, kita diajak untuk berpartisipasi dalam langkah kecil memperbaiki berhektar – hektar areal mangrove di berbagai lokasi. Menanam 1000 mangrove merupakan skema sederhana untuk menghilangkan karbon dioksida di udara. Bibit mangrove, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida dengan sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis dan menyimpan karbon tersebut dalam kayunya. Menanam 1000 mangrove adalah paket lengkap dalam melindungi kehidupan pesisir pantai dan mengurangi pemanasan global sekaligus.
Sebagai masyarakat kota yang tidak pernah merasakan benefit langsung dari mangrove, saya terlalu acuh tak acuh terhadap ancaman kehidupan mangrove. Padahal bagi masyarakat kota, mangrove membantu kehidupan kita dalam mengurangi pemanasan global. Betapa kehidupan perkotaan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap isu pemanasan global. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sektor industri, kepadatan penduduk dan aktivitas penggunaan bahan bakar fosil yang terpusat di kota – kota besar menyumbang 90% gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, di atmosfer.
Terdapat dua siasat utama untuk memperlambat pertambahan gas rumah kaca seperti karbon dioksida. Pertama, dengan mengurangi produksi gas rumah kaca itu sendiri. Kedua, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut di tempat lain. Metode penyimpanan gas karbon ini dimaksudkan untuk menghilangkan karbon tersebut.
Disinilah peran mangrove sebagai tempat penyimpanan karbon terlihat krusial. Tegakan mangrove, melalui proses fotosintesis menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik yang disimpan dalam bentuk biomassa tubuhnya, seperti akar, batang, daun dan lainnya. Data dari Central International Forestry Research (CIFOR), menunjukkan bahwa mangrove merupakan salah satu hutan terkaya karbon di kawasan tropis daripada tipe hutan lainnya di dunia. Tanahnya yang mengandung karbon organik tinggi merupakan 49 – 98% simpanan karbon dalam ekosistem ini. Jumlah tersebut sangat besar jika ingin dibandingkan dengan hutan lahan basah tropis seperti lahan gambut yang juga berperan dalam strategi perbaikan iklim.
Wawasan dan edukasi dari beberapa kegiatan lingkungan hidup akhirnya menyadarkan saya akan besarnya sumbangsih dari konservasi mangrove. Mangrove bukan hanya untuk masyarakat sekitar garis pantai sebagaimana hutan bukan hanya untuk masyarakat pedesaan. Mangrove penting untuk seluruh lapisan wilayah karena pemanasan global tidak mendiskriminasi zona. Perlahan tapi pasti, kita semua akan merasakan dampaknya.
Walaupun masyarakat kota tidak menggantungkan kehidupannya dari keberadaan mangrove, ancaman pemanasan global harus menjadi perhatian semua orang. Terutama jika kita termasuk dalam kelompok masyarakat yang memberi dampak paling besar. Peningkatan kesadaran pentingnya mangrove dalam mengurangi kerusakan iklim akibat aktivitas sehari – hari kita harus digalakkan.
Melalui gerakan 1000 mangrove, kita diajak untuk berpartisipasi dalam langkah kecil memperbaiki berhektar – hektar areal mangrove di berbagai lokasi. Menanam 1000 mangrove merupakan skema sederhana untuk menghilangkan karbon dioksida di udara. Bibit mangrove, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida dengan sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis dan menyimpan karbon tersebut dalam kayunya. Menanam 1000 mangrove adalah paket lengkap dalam melindungi kehidupan pesisir pantai dan mengurangi pemanasan global sekaligus.
This essay has been send to Kemangteer.